Minggu, 20 Maret 2011

Konsep dan Model E-Commerce - E-Bussiness

E-Com di Indonesia

Sampai saat ini, web resmi yang telah menyelenggarakan e-commerce di Indonesia adalah RisTI Shop. Risti, yaitu Divisi Riset dan Teknologi Informasi milik PT. Telkom, menyediakan prototipe layanan e-commerce untuk penyediaan informasi produk peralatan telekomunikasi dan non-telekomunikasi. Web ini juga telah mendukung proses transaksi secara online.

Selain RisTI, tampaknya belum ada web lain yang menyelenggarakan e-com di Indonesia. Padahal, untuk membuat sistem e-com, investasi yang dikeluarkan tidak sebesar membangun suatu toko yang sebenarnya. Selain itu, lingkup pemasaran produknya bisa jauh lebih luas, karena tidak terbatas pada satu kota tertentu. Selain itu, biaya penyelenggaraan dan promosi pada e-com juga lebih kecil jika dibandingkan dengan sistem toko yang konvensional. Dengan banyak hal yang menguntungkan tersebut, diharapkan di Indonesia akan ada pihak-pihak tertentu yang bisa membuat dan mengelola e-commerce, sehingga akan menguntungkan semua pihak di Indonesia, baik penjual maupun pembeli.

Bagi pihak konsumen, menggunakan E-Com dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat. Tidak ada lagi harus mengelilingi pusat pertokoan untuk mencari barang yang diinginkan. Selain itu, harga barang-barang yang dijual melalui E-Com biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko konvensional.

Online shopping menyediakan banyak kemudahan dan kelebihan jika dibandingkan dengan cara belanja yang konvensional. Selain bisa menjadi lebih cepat, di internet telah tersedia hampir semua macam barang yang biasanya dijual secara lengkap. Selain itu, biasanya informasi tentang barang jualan tersedia secara lengkap, sehingga walaupun kita tidak membeli secara on-line, kita bisa mendapatkan banyak informasi penting yang diperlukan untuk memilih suatu produk yang akan dibeli


E-BUSSINESS

Apa sih e-bisnis itu? E-bisnis, atau lebih sering disebut secara professional sebagai e-commerce, adalah sebuah proses bisnis yang mengembangkan bisnisnya lewat bantuan media web atau internet. Terminologi ini pertama kali dicetuskan oleh Lou Gerstner, pimpinan dari raksasa computer dunia, IBM. Kini hampir semua orang di dunia paling tidak pernah melakukan transaksi lewat internet. Ini menunjukkan bagaimana populernya metode bisnis melalui internet saat ini. dengan berkembangnya teknologi internet secara pesat, e-bisnis diprediksikan akan menjadi sebuah tren di tahun-tahun kedepan.

e-Business atau Electronic business dapat didefinisikan secara luas sebagai proses bisnis yang bergantung pada sebuah sistem terotomasi. Pada masa sekarang, hal ini dilakukan sebagian besar melalui teknologi berbasis web memanfaatkan jasa internet. Terminologi ini pertama kali dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM. E-Business is about 95% business and 5% technology.

Secara implisit kalimat singkat tersebut telah menjelaskan esensi dari berkembangnya konsep manajemen baru yang dikenal dengan e-business. Kalimat singkat tersebut pada intinya menegaskan bahwa pertimbangan utama yang harus dipergunakan oleh para praktisi manajemen dalam menentukan apakah akan memanfaatkan tawaran-tawaran menggiurkan yang dijanjikan oleh e-business terletak pada pertimbangan seberapa besar potensi “bisnis” yang ditawarkan, bukan pada seberapa canggih teknologi yang berkembang.


Apa sih e-bisnis itu? E-bisnis, atau lebih sering disebut secara professional sebagai e-commerce, adalah sebuah proses bisnis yang mengembangkan bisnisnya lewat bantuan media web atau internet. Terminologi ini pertama kali dicetuskan oleh Lou Gerstner, pimpinan dari raksasa computer dunia, IBM. Kini hampir semua orang di dunia paling tidak pernah melakukan transaksi lewat internet. Ini menunjukkan bagaimana populernya metode bisnis melalui internet saat ini. dengan berkembangnya teknologi internet secara pesat,
e-bisnis diprediksikan akan menjadi sebuah tren di tahun-tahun kedepan.

e-Business atau Electronic business dapat didefinisikan secara luas sebagai proses bisnis yang bergantung pada sebuah sistem terotomasi. Pada masa sekarang, hal ini dilakukan sebagian besar melalui teknologi berbasis web memanfaatkan jasa internet. Terminologi ini pertama kali dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM.

E-Business is about 95% business and 5% technology. Secara implisit kalimat singkat tersebut telah menjelaskan esensi dari berkembangnya konsep manajemen baru yang dikenal dengan e-business. Kalimat singkat tersebut pada intinya menegaskan bahwa pertimbangan utama yang harus dipergunakan oleh para praktisi manajemen dalam menentukan apakah akan memanfaatkan tawaran-tawaran menggiurkan yang dijanjikan oleh e-business terletak pada pertimbangan seberapa besar potensi “bisnis” yang ditawarkan, bukan pada seberapa canggih teknologi yang berkembang.



Ada 4 model pokok yang berkembang dalam revolusi internet ini yang juga dinamakan the New Economy, yaitu :

1. Business-to-Business (B2B)
• Adalah model perusahaan yang menjual barang atau jasa pada perusahaan lain.
• Ini diperkirakan sedang berkembang dengan cepat dari segi volume dan nilai perdagangan, jauh melebihi model - model yang lain.

2. Business-to-Cunsumer (B2C)
• Ini adalah model perusahaan yang menjual barang atau jasa pada pasar atau publik.
• Contoh misalnya Amazon.com Inc. (www.amazon.com) yang menjual buku, yang mempunyai koleksi tidak kurang dari 4,5 juta judul buku.

3. Consumer-to-Consumer (C2C)
• Ini adalah model perorangan yang menjual barang atau jasa kepada perorangan juga.
• Contoh adalah eBay Inc (www.ebay.com), suatu perusahaan yang menyelenggarakan lelang melalui internet. Melalui perusahaan ini, perorangan dapat menjual atau membeli dari perorangan lain melalui internet.

4. Consumer-to-Business (C2B)
• Ini adalah model perorangan yang menjual barang atau jasa kepada perusahaan.
• Contoh ialah Priceline (www.priceline.com), dimana konsumen menawarkan harga tertentu dimana ia menginginkan membeli berbagai barang dan jasa, termasuk tiket pesawat terbang dan hotel.

Dalam perkembangannya, perlu dibedakan antara B2B E-Commerce dan B2B Exchange. Keduanya memang menggunakan teknologi internet, namun mempunyai cara dan pasar yang berbeda, seperti dijelaskan di bawah ini :

1. B2B E-Commerce.
• Bentuk ini menawarkan penjualan atau pembelian dalam bentuk maya tetapi oleh satu perusahaan pada perusahaan lain saja.
• Jadi tidak terbuka untuk banyak perusahaan agar dapat ikut.

2. B2B Exchange.
• Sedangkan bentuk ini ialah padanan dari stock exchange misalnya, dimana transaksi terbuka untuk semua perusahaan yang mau melakukannya.
• Jadi B2B Exchange adalah suatu jaringan dimana banyak pembeli dan banyak penjual dapat bertemu di ruang perdagangan maya.

Mengenai cara pembayaran, sesuai dengan cara transaksinya sendiri, juga secara maya (virtual), apakah dalam bentuk L/C, money transfer, credit card, P-Cards atau instrumen lain.

Opini Tentang Perkembangan E-Commerce di Indonesia

Tulisan ini dibuat oleh :

Adi Arindra ( 30109062 )
Angelyn Eka Putri ( 30109430 )
Annisa Rahayu M. S. ( 30109056 )
Widyani Bekti Pertiwi ( 30109171 )


Menurut kelompok kami, perkembangan E-commerce merupakan bisnis yang menjanjikan di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang banyak dan wilayah geografis yang luas. Dan sampai saat ini, kami menyadari telah banyak jenis – jenis E-commerce yang telah berkembang di Indonesia. Perkembangan itu sendiri tergolong cepat karena memang bisnis jenis ini sangat menguntungkan.

Menurut survey kelompok kami, perkembangan E-commerce menunjukkan grafik yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kehadiran e-commerce sebagai media transaksi baru ini tentunya menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Dengan menggunakan internet, proses perniagaan dapat dilakukan dengan menghemat biaya dan waktu.

Namun, kami ketahui bahwa setiap hal pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk kekurangan E-commerce itu sendiri, lebih menonjol pada sumber daya manusia ( SDM ) di Indonesia seperti kultur dan kepercayaan ( trust ), keamanan, ketidakjelasan hukum serta tidak menutup kemungkinan untuk munculnya jenis kejahatan baru. Dan dengan pengalaman buruk seperti hal – hal tadi, dapat membuat orang akan lebih berhati – hati dalam menggunakan layanan E-commerce.

Tidak hanya sampai disitu, namun faktor daya beli masyarakat yang relatif masih rendah, infrastruktur telekomunikasi yang belum merata di daerah-daerah sehingga dapat menghambat berkembangnya E-commerce. Menjamurnya website lokal di Indonesia dewasa ini ternyata masih banyak yang belum memfungsikannya sebagai sarana perniagaan/perdagangan online. Sebagian besar diantaranya mereka hanya digunakan sebagai sarana atau media informasi dan promosi belaka.

Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online. Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain itu, berdiri pula www.ecommerce-indonesia.com, tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan toko (storefront) dan shopping cart (keranjang belanja). Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia - yang beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Commerce Net.